Sebenarnya terdapat beberapa jenis demokrasi, namun yang kita bahas kali ini hanya dua saja bentuk demokrasi standar yakni demokrasi langsung dan tak langsung (perwakilan). Di Indonesia tentunya anda mengenal yang namanya pemilu dan DPR, nah pemilu merupakan wujud demokrasi langsung sedangkan DPR (dewan perwakilan rakyat) merupakan wujud demokrasi tak langsung (perwakilan). Berikut ini akan kita bahas pengertian demokrasi langsung dan tak langsung:
1.
Demokrasi
langsung
Yang
pertama kita akan membahas mengenai bentuk demokrasi langsung. Demokrasi
langsung merupakan bentuk demokrasi yang semua warga negara ikut serta secara
langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Dalam demokrasi
langsung semua rakyat mempunyai hak untuk membuat keputusan sehingga
masing-masing dari keputusan mereka mempengaruhi keadaan politik yang ada.
Demokrasi jenis ini menuntut partisipasi yang sangat tinggi dari masyarakat,
sedangkan tidak semua masyarakat melek politik dan kebanyakan dari masyarakat
tidak memiliki waktu untuk memikirkan urusan negara seperti ini.
2.
Demokrasi
tak langsung
Demokrasi perwakilan (tak langsung) adalah seluruh
rakyat memilih perwakilan mereka melalui pemilihan umum (pemilu) untuk
menyampaikan pendapat dan sebagai pengambil
keputusan bagi mereka. Demokrasi tak langsung intinya
semua rakyatnya memiliki hak dan daulat, namun kedaulatannya tersebut
diwakilkan melalui perwakilan sehingga disebut dengan demokrasi tak langsung
(perwakilan). Demokrasi tak langsung juga berarti seluruh rakyat telah diwakili
oleh seseorang (kalau di Indonesia DPR) untuk menyampaikan pendapat dan
pengambilan keputusan kepemerintahan.
Untuk
mempercepat tercapainya suatu negara yang maju, adil serta makmur memang
dibubuthkan kinerja yang keras. Seperti halnya dengan membuat komputer lebih
cepat, menjadikan negara maju dengan cepat juga dibutuhkan pengetahuan dari
segala elemen.
Lalu
contoh kasus nya sebagai berikut :
ANTARA
PRO AHOK dan SAVE HAJI LULUNG
Di saat
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlibat perdebatan dengan DPRD DKI
soal dana siluman Rp 12,1 triliun, masyarakat DKI juga ikut heboh. Di kalangan
masyarakat muncul dukungan kepada Ahok, meski sebagian juga mendukung DPRD DKI
Jakarta.
Ramainya respons masyarakat terlihat jelas baik melalui aksi demonstrasi maupun gerakan di dunia maya. Aksi demonstrasi yang digelar Minggu (8/3/2015) di Bundaran HI, melibatkan massa pro Ahok yang menamakan diri #gueahok di dunia maya dan masa pendukung DPRD.
Di dunia maya sebenarnya ada juga gerakan #savehajilulung, dari kalimatnya mengisyaratkan dukungan kepada Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana, namun nyatanya berbeda. Jika #gueahok berisi dukungan untuk Ahok agar membongkar dana siluman di APBD DKI, #savehajilulung justru berisi sindiran yang merujuk kepada kisruh mediasi DPRD dengan Ahok. Namun tagar tersebut sempat bertengger Kamis malam dan hingga Jumat (6/3) siang di trending topic dunia.
"Senang dong Haji Lulung ngetop," ujar Ahok sambil tersenyum kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2015).
Namun Lulung sendiri kurang suka dengan #savehajilulung. Lulung mengaku tak mau melihat parodi dan sindiran yang dibuat rakyat untuk dirinya.
"Jujur saya kagak pernah baca medsos yang menghasut pikiran orang jadi kebencian. Saya ingin medsos yang objektif," katanya.
Lulung menduga namanya bisa menjadi nomor satu di twitter karena adanya pesanan dari orang yang tak suka dengan dirinya. Namun dia tak mau menyebutkan siapa orang yang dimaksud.
"Itu kan mulainya pesanan. Ya pokoknya (pesanan) dari yang kontroversilah," ujar politikus PPP ini.
Namun terlepas dari massa pro dan kontra terhadap Ahok dan DPRD DKI itu yang terpenting adalah RAPBD DKI tahun 2015 harus segera diselesaikan. Karena tak mau berkompromi dengan DPRD DKI, Ahok pun akan mengeluarkan Pergub. Jika jalan Pergub diambil maka Ahok tak mengajak DPRD mempersiapkan RAPBD 2015. Bagaimanapun aksi massa pro Ahok dan DPRD DKI jadi catatan penting dalam proses demokrasi di DKI Jakarta yang tercoreng dana siluman Rp 12,1 triliun.
Ramainya respons masyarakat terlihat jelas baik melalui aksi demonstrasi maupun gerakan di dunia maya. Aksi demonstrasi yang digelar Minggu (8/3/2015) di Bundaran HI, melibatkan massa pro Ahok yang menamakan diri #gueahok di dunia maya dan masa pendukung DPRD.
Di dunia maya sebenarnya ada juga gerakan #savehajilulung, dari kalimatnya mengisyaratkan dukungan kepada Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana, namun nyatanya berbeda. Jika #gueahok berisi dukungan untuk Ahok agar membongkar dana siluman di APBD DKI, #savehajilulung justru berisi sindiran yang merujuk kepada kisruh mediasi DPRD dengan Ahok. Namun tagar tersebut sempat bertengger Kamis malam dan hingga Jumat (6/3) siang di trending topic dunia.
"Senang dong Haji Lulung ngetop," ujar Ahok sambil tersenyum kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2015).
Namun Lulung sendiri kurang suka dengan #savehajilulung. Lulung mengaku tak mau melihat parodi dan sindiran yang dibuat rakyat untuk dirinya.
"Jujur saya kagak pernah baca medsos yang menghasut pikiran orang jadi kebencian. Saya ingin medsos yang objektif," katanya.
Lulung menduga namanya bisa menjadi nomor satu di twitter karena adanya pesanan dari orang yang tak suka dengan dirinya. Namun dia tak mau menyebutkan siapa orang yang dimaksud.
"Itu kan mulainya pesanan. Ya pokoknya (pesanan) dari yang kontroversilah," ujar politikus PPP ini.
Namun terlepas dari massa pro dan kontra terhadap Ahok dan DPRD DKI itu yang terpenting adalah RAPBD DKI tahun 2015 harus segera diselesaikan. Karena tak mau berkompromi dengan DPRD DKI, Ahok pun akan mengeluarkan Pergub. Jika jalan Pergub diambil maka Ahok tak mengajak DPRD mempersiapkan RAPBD 2015. Bagaimanapun aksi massa pro Ahok dan DPRD DKI jadi catatan penting dalam proses demokrasi di DKI Jakarta yang tercoreng dana siluman Rp 12,1 triliun.
Dari
berita diatas jelas diantara dua kubu beranggapan benar dengan argumenya,
negara kita masih harus banyak berbenah dimana penguasa – penguasa atau pejabat
negara dapat mengenyampingkan ego masing – masing demi kelangsungan kemajuan
negara serta masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar