- PENGORGANISASIAN
1.
Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam
Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
2. Teori-teori organisasi
Dibawah ini merupakan tentang perkembangan teori organisasi:
1.TEORI ORGANISASI KLASIK : Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
2.TEORI NEOKLASIK : Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
3.TEORI MODERN : berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
1.TEORI ORGANISASI KLASIK : Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
2.TEORI NEOKLASIK : Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
3.TEORI MODERN : berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
- Struktur Organisasi
1.
PEMBAGIAN
KERJA
Pembagian
kerja adalah merupakan penjadwalan kerja personila karyawan di suatu
perusahaan.Fungsi pembagian kerja ini untuk memudahkan dan menghindarkan
bentrok kerja.Diwujudkan untuk mengelompokan tugas sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing personil atau unit kerja.Dengan jadwal ataupun definisi pembagian
pekerjaan akan disesuaikan dengan kemampuan seorang atau unit lebih terlihat,dan
yang jelas lebih mengurangi tingkat kerumitan.Yang pastinya akan lebih efektif
dan efisiensi.Dalam perusahaan taupun organisasi memiliki tingkat manajemennya
masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top manager) atau (SPL) Stategic Planing
Level,Midle manager atau (MCL) Manajement Control Unit,Tingkat manager paling
bawah atau (OCL)Operational Control Level.Penjelasan dari tingkatan ini adalah:
1.Top
manager (SPL) Strategic Planing Level
Adalah Tingkat manager paling atas yaitu tugasnya adalah sebagai pembuatan
Rencana/planing.Perumusan strategi dan sasaran.Biasanya tingkat management ini
mengambil informasi dari lingkungan luar,maksutnya karna pentingnya informasi
ini untuk kepentingan apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat luas,dengan
begini si manager ini membuat rencana apa yang harus dikerjakan oleh
perusahaannya agar hasil produksinya nanti dapat mendapat minat tinggi dari
konsumen luas.Dan juga dalam hal pelaporan keadaan di perusahaan atau
organisasi tingkat ini lebih mengambil informasi perusahaan secara ringkas
saja.misal omset bulan ini mencapai target atau tidak,dan berapa
jumlahnya,tingkat ini hanya menerima laporan akhir saja.karena tugas untuk
membuat laporan sudah ada yang mengerjakannya.
2.Midle
Manager (MCL) Management Control Level
Adalah tingkatan manager tengah bertugas pengendalian managemen,Yaitu
membuat rumusan anggaran dan alokasi sumber daya.Melaksanakan tugasnya yang
informasinya bersumber dari internal.dan membuat laporannya secara rinci karena
dia bertanggng jawab melaporkana hasil dan kondisi perusahaan atau organisasi.
3.Tingkat
bawah manager (OCL) Operational Control Manager
Adalah tingkatan manager paling bawah bertugas pengendalian operasional,yaitu
pengendalian aktivitas dan laporan prestasi.Ikatan manajemen yang bertanggung
jawab atas pekerja dibawahnya.Tingkat ini mengambil informasi dari
internal,karena mengerjakan apa yang akan dilakukan oleh karyawan atau personil
sesuai dengan rancangan dari manajement tingkat atas.Membuat laporan hasil
kerja atau transaksi diperusahaan dengan rinci,karena tingkat ini bertugas
melaporkan semua hal yang ada dalam perusahaan.
Dengan
adanya pembagian kerja seperti diatas memudahkan pekerjaan dan
terorganisasi.masing-masing divisi mempunyai tugas masing-masing.
2. Bentuk-bentuk organisasi
Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan
tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
·
Bentuk Organisasi Garis
Bentuk
ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah
karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum
begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
1.
Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan
berada pada satu tangan.
2.
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan
cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
3.
Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya
tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
1. Seluruh organisasi tergantung pada
satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka
organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak
secara otokratis.
3.
Kesempatan karyawan untuk berkembang
terbatas.
·
Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana
sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena
setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini
dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
1. Pembidangan tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi karyawan dapat
dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam
berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
1. Karena adanya spesialisasi kerja
maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2. Karyawan lebih mementingkan
bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
·
Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah
kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah
karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kebaikannya;
1. Dapat digunakan pada setiap
organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas
susunan organisasinya.
2. Pengambilan keputusan lebih mudah
karena adanya dukungan dari staf ahli.
3. Perwujudan “the right man in the
right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
1. Sesama karyawan dapat terjadi tidak
saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2. Karena susunan organisasinya yang
koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi
atau departemen.
·
Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan
dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
- Depertementasi
1. Depertementasi Fungsional
departemen fungsional adalah
pengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan yang sejenis dalam
suatu organisasi. Kebaikan departementalisasi fungsional adalah menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi utama, menciptakan efesiensi, memungkinkan
pengawasan manajemen puncak lebih ketat. Sedangkan keburukannya adalah
terjadinya konflik antar fungsi, kemacetan tugas, pandangan yang sempit.
2. Depertementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi
melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini
digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar
organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi
otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
- Organisasi proyek dan matrik
bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe
departementasilasi campuran (hybrid design).kedua
struktur organisasi ini
berusaha menggabungkan kebaikan-kebaikan
dari dua tipe departementalisasi di atas. Kebaikan organisasi proyek dan
matriks adalah sebagai berikut :
• Memaksimumkan
efesiensi pengguna meanajer-manajer fungsional
• Mengembangkan keterampilan pegawai
• Memotivasi karyawan tentang pandangan manajemen menengah terhadap masalah- masalah strategik perusahaan.
• Memberikan fleksibilitas dan mengembangkan kreativitas
• Menstimulasi kerjasama antar di siplin.
• Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan
• Mengembangkan keterampilan pegawai
• Memotivasi karyawan tentang pandangan manajemen menengah terhadap masalah- masalah strategik perusahaan.
• Memberikan fleksibilitas dan mengembangkan kreativitas
• Menstimulasi kerjasama antar di siplin.
• Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan
Kelemahan organisasi proyek dan matriks adalah
:
• Pertanggung jawaban ganda
• Memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal
• Memerlukan lebih banyak keterampilan
• Mendorong pertentangan kekuasaan dan perdebatan
• Sangat mahal untuk di implementasikan
• Pertanggung jawaban ganda
• Memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal
• Memerlukan lebih banyak keterampilan
• Mendorong pertentangan kekuasaan dan perdebatan
• Sangat mahal untuk di implementasikan
- Kordinasi
1.
Kebutuhan akan koordin-si
·
Untuk
melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam
tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan
sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu
sendiri.
·
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan
seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi
dalampelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
·
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan
secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi
saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan semakin
sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
·
Terdapat
3 (tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
·
1.
Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
·
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
·
2.
Saling ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
·
Dimana
suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu
sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
·
3.
Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
·
Merupakan
hubungan member dan menerima antarsatuan organisasi. Ketiga hubungan saling
ketergantungan ini dapat
3.
Masalah-masalah Penca-paian Koordinasi yang efektif
Masalah – masalah pencapaian koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
2. Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
4.
Pendekatan-pendekatan untuk mencapai
koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif.Koordinasi
secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan
informasi.Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin
membutuhkan informasi.Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Terdapat tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik Manajemen Dasar
Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat
menggunakan mekanisme teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan
dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi
lebih dari teknik-teknik tersebut.
5.
Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian
dasar
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal,
hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan
integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan
yang tepat.
1. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk
menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang
efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian
melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini
diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
satuan-satuan oraganisasi.
6.
Meningkatkan koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
1.Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati
tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar
rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi
internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan.
2.Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
- Pengurangan kebutuhan akan koordinasi
Pengurangan kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Komentar :
Dibutuhkan keseimbangan kebutuhan dalam stiap organisasi yang akan
membuat stabil dan terencana dengan rapi.
Sumber :
http://vivitardyansah.blogspot.com
http://anitamutez.blogspot.com
http://belajarmanagement.wordpress.com
http://princessclassy.blogspot.com
http://meistyjulian.wordpress.com
http://id.shvoong.com
http://dif15.blogspot.com
http://andindamp.blogspot.com
http://ariel-bagen-sama-saja.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar